Selasa, 06 Desember 2011

proposal pembuatan teh herbal daun salam

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di Indonesia, penggunaan ramuan tradisional erat kaitannya dengan pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Pembuatan dan penjualannya biasanya hanya dilakukan oleh para penjual jamu gendong, dan kadang-kadang oleh seorang perempuan tua yang berasal dari sebuah desa. Namun  keadaan tersebut berubah dengan cepat, ditandai dengan kedatangan tentara Jepang ke pulau Jawa pada tahun 1942. sejak saat itu dipicu oleh menipisnya persediaan obat-obat paten, dokter-dokter di Indonesia terpaksa mencari alternatif “obat-obat baru” sebagai penggantinya, terutama yang terdapat dilingkungan sendiri. Sejak saat itu obat-obatan yang berasal dari tanaman asli indonesia mulai mendapat perhatian yang layak dari dunia ilmu kedokteran di Indonesia
Seiring dengan berkembangnya  pengobatan modern yang bersifat destruktif. Artinya, pengobatan dilakukan dengan cepat, karena menggunakan obat-obatan kimiawi. Obat-obatan tradisional juga tidak kalah dari segi keunggulannya, karena memiliki banyak kelebihan. Pertama, ramuan tradisional bersifat konstruktif. Artinya, pengobatan dilakukan untuk memperbaiki bagian yang terserang secara perlahan, tetapi menyeluruh. Kedua, efek samping negatif yang terkandung dalam ramuan tradisional sangat kecil jika dibandingkan dengan obat-obatan medis modern. Alasannya, bahan bakunya sangat alami atau tidak bersifat kimiawi. Yang terpenting adalah harga ramuan tradisional lebih murah jika dibandingkan obat-obatan buatan pabrik, karena bahan baku obat-obatan buatan pabrik sangat mahal dan harganya sangat tergantung pada banyak komponen.
Daun salam dipilih sebagai bahan utama karena dalam segi ketersediaannya, masih banyak di temukan di Indonesia. Selain itu teh herbal yang ada di Indonesia  rasanya kebanyakan masih alami dari simplisia yang digunakan. Pemanfaatan tumbuhan ini sebagai obat sudah dikenal sejak jaman nenek moyang kita dahulu. Di era modern ini manakala beragam obat yang sudah tercampur dengan bahan kimia menjadi alasan bagi masyarakat untuk kembali melirik tanaman sebagai obat alami yang tidak dicampur dengan unsur kimia.
Minyak atsiri yang dikandung oleh tumbuhan daun salam berupa dua puluh delapan komponen gas yang salah satunya adalah eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa minyak atsiri daun salam terdiri dari seskuiterpen yang mengandung fenol. Konsentrasi terkecil minyak atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri E coli adalah 40%, sedangkan terhadap S. aurius sekitar 5%. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat, menghambat pertumbuhan bakteri E.coli, Vibrio cholera, Salmonella sp. tetapi Enterobacter sp. bersifat resisten. Ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah). Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI), sedangkan pada tikus penderita diabetes mellitus yang tergantung pada insulin tidak nampak efek hipoglikemik.
Melati dipakai sebagai pengaroma dalam teh. Tumbuhan melati banyak tersedia dan aromanya yang kuat tidak mudah hilang walaupun melewati pengeringan ataupun ekstraksi.
Melihat dari kelebihan yang dimiliki obat tradisional tersebut, Inilah yang menjadi latar belakang kami untuk membuat suatu sediaan simplisia yang dikandung dalam suatu produk yaitu “Teh Sehat Herbal” yang berbahan dasar daun salam, dan melati sebagai peraromanya.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam pembuatan produk ini adalah “Pembuatan Teh Sehat Herbal dari Daun Salam dengan Aroma Melati untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Kolesterol, Maag, dan Diare”.

C.     Tujuan
Tujuan pembuatan produk ini adalah untuk membuat suatu inovasi terbaru yang memiliki banyak manfaat khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.

D.    Manfaat
Manfaat bagi peneliti :
1.      Sebagai wahana bagi penulis untuk mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam pembuat suatu produk.
2.      Membuka peluang usaha secara mandiri.
Manfaat bagi produsen :
1.      Sebagai inovasi  terbaru untuk bersaing dengan produk lain.
2.      Memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang banyak diderita orang Indonesia.
3.      Biaya dalam proses produksi tidak mahal, karena bahan bakunya mudah didapat.
Manfaat bagi masyarakat :
1.      Sebagai alternatif terapi selain terapi dengan obat sintetis.
2.      Mempermudah dalam penggunaannya, karena tersedia dalam bentuk teh seduh.
3.      Dilengkapi dengan aroma melati, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang enak untuk di konsumsi.

E.     Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa di bidang kewirausahaan ini adalah produk teh berbahan dasar daun salam yang memiliki banyak khasiat dan bernilai ekonomis.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Daun Salam
1.      Klasifikasi Tanaman
Nama        : Syzygium polyanthum
Kerajaan    : Plantae
Divisi        : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Ordo         : Myrtales
Famili        : Myrtaceae
Genus        : Syzygium
Spesies      : S. polyanthum
2.      Pemerian Botanis
Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.
Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok; piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.

3.      Kegunaan
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit perut. Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan. Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain.
Penggunaan daun salam sebagai obat diatas disebabkan oleh kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anticacing, khususnya pada nematoda kayu pinus Bursaphelenchus xylophilus. Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.
Ekstrak daun salam 3x250 mg/hari menunjukkan kecenderungan dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan terutama pada kadar gula darah di bawah 200 mg/dL walaupun secara statistik perbedaannya tidak signifikan.
4.      Ekologi
Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah. Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.

























BAB III
METODE PEMBUATAN

A.    Pengolahan Simplisia
1.      Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin dalam penyimpanannya, mencegah pertumbuhan janur, serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu. Dalam pengeringan factor yang penting adalah suhu,kelembaban dan aliran udara ( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlangas rendah secara teratur.Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70°.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukkan, hendaknya simplisia jangan tertumpuk tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung denga cepat. Sering suhu tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik.Misalnya pada pengeringan temulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50°-55°C.
2.      Pengawetan
Simplisia nabati atau hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan penambahan CHCL3,CCL4,eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membhayakan kesehatan.
3.      Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan partikel.Wadah langsung (wadah Primer) adalah wadah yang langsung berhubungan dengan partikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan partikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniaanya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah keehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
4.      Kemurnian simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi minyak atsiri,alkaloida,glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan struktur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
5.      Benda Asing
Simplisia nabati atau simplisia hewani tidak boleh mengandung organism pathogen, dan harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga dan binatang lain maupun kotoran.Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lender, atau menunjukkan adanya kerusakkan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.




B.     Pembuatan Sediaan Teh
1.      Simplisia yang sudah dikeringkan diblender agar menjadi serbuk.
2.      Masukkan 1,2 gram daun salam kering dan 300 mg ekstrak melati ke dalam kantong teh.
3.      Kemas dan masukkan dan kotak.


























JADWAL KEGIATAN







Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
Pembuatan Sample Produk





Uji Lab





Pendaftaran Produk





Persiapan Produksi Clouter Pertama





Produksi Clouter Pertama





Penjualan Clouter Pertama





Persiapan Produksi Clouter Kedua





Produksi Clouter Kedua





Penjaualan Clouter Kedua
















RINCIAN ANGGARAN DANA

·         Daun Salam
o   Sample 50 x 0,01 kg = 0,5 kg@Rp10.000                              Rp5.000,00    
o   Produksi 100 kotak x 25 x 0,01 kg = 12,5 kg@Rp10.000  Rp250.000,00
·         Ekstrak Daun Melati
o   Sample 50 x
o   Produksi 50 kotak
·         Kotak dan Cetak
o   Sample 2 @Rp5.000                                                              Rp10.000,00
o   Produksi 100 kotak @Rp5.000                                           Rp500.000,00
·         Kantong teh
o   Sampel 50 @                                                                                             
o   Produksi 25 x 100                                                                                     
·         Benang ketapi putih 10 @Rp5.000                                            Rp.50.000,00
·         Biaya Ekstraksi dan Pengerjaan                                                Rp200.000,00
·         Pendaftaran Produk di BPOM                                               Rp2.000.000,00
·         Uji lab                                                                                        Rp400.000,00
·         Transportasi                                                                               Rp200.000,00
·         Pulsa 5 orang @Rp20.000                                                         Rp100.000,00
·         Promosi
o   Pamplet 50 @Rp3.000                                                        Rp150.000,00
o   Spanduk 1x3 5 buah @ Rp75.000                                      Rp375.000,00
o   X-banner 5 buah @ Rp125.000                                          Rp.625.000,00
o   Perancangan Design                                                            Rp100.000,00
o   Photocopy Pamflet 250 @Rp150                                          Rp37.500,00    
·         Isi ulang tabung gas 12kg 2 kali @ Rp60.000                           Rp120.000,00
·         ATK
o   Kertas 1 rim                                                                           Rp38.000,00
o   Pulpen 10 @ Rp5.000                                                           Rp50.000,00
o   Tinta Printer Hitam                                                                Rp20.000,00
o   Tinta Printer Warna                                                               Rp20.000,00
TOTAL                                                                                       Rp5.235.500,00




4 komentar:

  1. gan,ad contoh proposal yang khasiat dari tanaman yg di ekstrak dijadikan sedian oral/topikal/transdemal ada nggak?

    BalasHapus
  2. terimakasih kak, sangat membantu saya untuk membuat tugas. ijin copy ya kak

    BalasHapus
  3. Harga 1 botol teh sehat herbalnya brp kk?

    BalasHapus